Living without Rice

"Diet?"

Biasanya itu yang orang tanyakan kepada saya saat melihat tidak ada nasi di piring saya. Jawabannya ya dan tidak. Tergantung apa persepsi kalian tentang diet. Kalau buat kalian diet merupakan sebuah usaha untuk kurus maka jawabannya tidak. Diet saya di sini lebih kepada mengatur pola makan.

Saya sudah menghilangkan nasi dari menu harian saya sejak 2017. Bukan berarti saya anti nasi. Saya tetap makan nasi meski cuma sesekali saja. Namun, untuk menu harian saya usahakan tidak makan nasi.

Banyak yang mengira saya serta merta saja gak makan nasi. Padahal tidak seperti itu kenyataannya. Sebelum saya memutuskan untuk tidak makan nasi saya terlebih dahulu mengurangi porsi nasi saya. Saya sering minta nasi saya dikurangi atau meminta porsi setengah saja. Bahkan beli sate pun minta lontongnya setengah saja. Baru setelah saya terbiasa seperti itu saya memutuskan untuk menghilangkan nasi dari piring saya.

Kenapa sih gak makan nasi?

Simpel, supaya gak over-eating saja. Waktu saya kuliah S2 ada seorang bapak mahasiswa S3 yang berkata,"Di atas umur 25 metabolisme tubuh sudah berubah. Kamu makan sama aktivitas sama pasti tetap tambah gemuk." Dari situ kemudian saya mendapat ide untuk mengatur pola makan saya supaya tidak makan berlebih. Dan ternyata cara paling simpel untuk saya adalah menghilangkan nasi.

Sebelumnya saya juga pernah mencoba untuk tidak makan gorengan, gagal total dalam beberapa minggu saja hahaha. Susah cuy menolak gorengan. Tapi ke depan saya juga ingin mengurangi gorengan.

Saat ini selain tidak makan nasi saya juga sedang berusaha mengurangi gula. Biasanya saya kalau makan selalu pesan minum manis. Sekarang saya ganti ke minuman tawar, es jeruk tawar, jus tanpa gula, kopi less sweet. Saya belakangan suka sekali ngopi. Tahu sendiri di dalam kopi biasanya ada susu dan sirup. Oh iya, saya sukanya kopi susu. Kopi hitam juga bisa sih tapi lebih prefer kopi susu. Nah, karena itu lah makanya saya "ngalahi" minum tawar biar tetep bisa ngopi hahaha.

Selain makanan saya juga berusaha untuk rajin olahraga. Sesuai rekomendasi, 30 menit sekali sesi, 3-5x sesi dalam seminggu. Yah walaupun kadang sering bolong juga tapi selalu berusaha menyempatkan diri untuk gerakin badan. Olahraga saya berenang dan bersepeda. Gak bisa olahraga lainnya. :D

Oh iya, apa sih hasilnya? Hasilnya berat badan relatif stabil. Udah itu aja. Terakhir nimbang pakai timbangan lemak punya teman semua sih masih normal, gak ada tanda bahaya.

Dalam kesempatan ini juga saya ingin menyampaikan 1-2 hal terkait diet untuk menurunkan berat badan. Saya bukan expert memang tapi berdasarkan pengamatan dan pengalaman saja.

Tidak semua orang (tubuh) merespon diet yang sama dengan cara yang sama

Dulu di Detik Health ada rubrik Diet Experience. Dari situ saya melihat bahwa diet terbaik adalah yang cocok buat tubuh kalian. Hanya karena orang lain sukses melakukan suatu jenis diet tidak lantas diet itu akan sama efektifnya buat tubuhmu.

Kuncinya adalah konsisten

Gak ada diet yang instan. Menurut saya malah gak sehat kalau turun drastis dalam waktu yang singkat. Sepertinya sudah banyak yang bahas ini. Tapi ya wajar sih, orang jaman sekarang inginnya serba cepat. Sabar aja, semua butuh proses. Bahkan cinta pun perlu waktu. #apasih

Yang penting enjoy sih. Saya sendiri gak percaya kalau diet harus menyiksa diri.

Sekian sharing dari saya.

Komentar

  1. Ganti karbo dr sumber lain kan banyak pilihannya juga misal, jagung, kentang, ubi, singkong dlsb hehe

    BalasHapus
  2. betul bang, tapi sekali lagi di sini tujuannya hanya untuk mengurangi porsi makan saja, bukan karena anti nasi, nasi itu enak soalnya hahaha

    BalasHapus

Posting Komentar