Ada pendeta yang bilang pacaran boleh ciuman asal gak lebih dari 3 detik.
Ada hamba Tuhan yang bilang pacaran boleh ciuman tapi kening ke atas.
But I took a different approach, I didn't kiss my girlfriend, at all.
Puji Tuhan setelah menjalin hubungan 5 tahun 8 bulan, saya dan kekasih telah sah menjadi suami istri di hadapan Tuhan pada 28 Desember 2019 dan di hadapan negara pada 30 Desember 2019.
Sabtu kemarin untuk pertama kalinya saya mencium kekasih saya, istri saya, di keningnya di hadapan Tuhan, hamba-Nya, keluarga, dan jemaat yang hadir.
Kenapa sih gak mau ciuman pas pacaran?
Bagi saya, kontak fisik adalah point of no return. Hari ini gandengan, besok kecil sekali kemungkinannya gak gandengan, bahkan mungkin kalau bisa lebih. Sulit untuk mendefinisikan 'how much is too much'. Maka dari itu saya mengambil komitmen untuk membatasi kontak fisik. Ciuman adalah batasnya. Pegangan tangan, pelukan boleh, tapi tidak terlalu sering juga.
Terus pacaran ngapain? Ya banyak, nonton bareng, makan bareng, ngobrol, jalan-jalan, dll. Menjalin hubungan itu kan bukan hanya tentang kontak fisik, mengenal satu sama lain itu yang terpenting.
Selain itu, yang namanya pacaran itu berarti baik saya maupun pacar masih menjadi tanggung jawab orang tua. Saya berusaha menghormati orang tua pacar saya dengan menghormati pacar saya. Dibayangan saya, kalau saya jadi orang tua dan anak perempuan saya dicium pria yang bukan siapa-siapa saya rasa saya tidak akan merasa nyaman. Jadi itu juga alasan saya tidak mencium pacar saya.
Saya hanya mau sharing. Saya bukan mau berdebat. Saya tidak bisa mengklaim bahwa yang saya lakukan adalah hal yang paling benar. Tapi inilah yang saya percaya dan jalani. Jika ada yang mempercayai hal yang lain atau hal yang sebaliknya ya silakan saja. Setiap orang punya jalannya masing-masing, punya bagiannya masing-masing.
Sekian.
Happy New Year, Tuhan berkati.
Komentar
Posting Komentar