Literasi Keuangan dan Keuangan Inklusif

Literasi keuangan atau financial literacy atau melek finansial. Entah karena usia atau karena pengaruh era digital, sepertinya literasi keuangan menjadi topik yang cukup sering saya dengar.

Dulu di Instagram ada akun dari layanan konsultasi finansial J yang kerap membagikan kisah-kisah dramatis terkait dengan keuangan. Beberapa menganggap kisah-kisah tersebut sebagai informasi, sebagian menjadikan motivasi, sebagian yang lain menganggap akun tersebut hanya menebar ketakutan.

Dari sinilah saya rasa topik melek finansial menjadi lebih sering saya dengar. Meski masa kejayaan akun J telah berakhir dan berlalu, sampai hari ini pun masih ada akun-akun sejenis yang berusaha mengedukasi masyarakat tentang pentingnya melek finansial.

Sebenarnya apa sih literasi keuangan?

DEFINIT, SEADI, dan OJK (selanjutnya akan disingkat DSO) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa literasi keuangan adalah tindakan yang berkaitan dengan pengelolaan uang, perencanaan ke depan, pengambilan keputusan, dan mendapatkan bantuan. Penelitian tersebut juga menyatakan rendahnya tingkat literasi keuangan dapat mempengaruhi cara seseorang atau keluarga dalam mengelola keuangan dan kemampuan menabung untuk tujuan jangka panjang.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam publikasinya menuliskan bahwa literasi keuangan didefinisikan sebagai serangkaian proses atau aktivitas yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kepercayaan, dan kemampuan konsumen atau masyarakat umum agar dapat mengelola keuangan dengan lebih baik.

Meski keduanya sama-sama menghitung indeks literasi keuangan Indonesia, penelitian DSO dan OJK menggunakan pendekatan yang berbeda. DSO menghitung indeks berdasarkan pengetahuan dasar dan lanjutan. Pengetahuan dasar meliputi pengetahuan umum terkait produk keuangan, perhitungan keuangan seperti bunga, dan konsep keuangan seperti inflasi. Pengetahuan lanjutan meliputi pengetahuan terkait pasar saham, obligasi, investasi, dan diversifikasi aset. Sementara itu OJK menghitung indeks berdasarkan pengetahuan tentang produk dan layanan keuangan. Ada 6 produk dan layanan yang diukur yaitu perbankan, asuransi, institusi pembiayaan, dana pensiun, pasar modal, dan layanan gadai dan fidusia. 

Selain menghitung indeks literasi keuangan, DSO juga meneliti keterkaitan antara tingkat literasi keuangan dengan perilaku keuangan. Dari penelitian tersebut ternyata meminjam uang dari institusi non-finansial seperti teman, keluarga, kantor masih menjadi pilihan nomor wahid. Hmmm.

Walaupun menggunakan pendekatan dan variable berbeda, dari kedua penelitian tersebut secara garis besar dapat disimpulkan bahwa literasi keuangan mencakup pengetahuan tentang produk dan layanan keuangan dan bagaimana menggunakannya untuk mendapatkan manfaat dalam pengelolaan keuangan.

Orang dengan tingkat literasi keuangan yang baik akan dapat mendefinisikan tujuan keuangannya dan memahami dengan baik opsi yang tersedia untuk mencapai tujuannya.

Lalu apa itu keuangan inklusif?

World Bank mendefinisikan keuangan inklusif sebagai kondisi di mana individu dan bisnis memiliki akses ke produk dan layanan keuangan yang berguna dan terjangkau yang memenuhi kebutuhan mereka - transaksi, pembayaran, tabungan, kredit dan asuransi - yang disampaikan dengan cara yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.

Menurut Bank Indonesia keuangan inklusif dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

• Meningkatkan efisiensi ekonomi.
• Mendukung stabilitas sistem keuangan.
• Mengurangi shadow banking atau irresponsible finance.
• Mendukung pendalaman pasar keuangan.
• Memberikan potensi pasar baru bagi perbankan.
• Mendukung peningkatan Human Development Index (HDI) Indonesia.
• Berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan nasional yang berkelanjutan.
• Mengurangi kesenjangan (inequality) dan rigiditas low income trap, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang pada akhirnya berujung pada penurunan tingkat kemiskinan. 

Untuk mencapai keuangan inklusif perlu peran serta dari banyak pihak baik dari pemerintah, otoritas, maupun pihak swasta. Di laman web BI setidaknya ada 16 kementerian yang disebut terkait. Artinya keuangan inklusif memang tidak hanya tentang keuangan dan ekonomi tapi juga hal-hal lain seperti teknologi dan infrastruktur misalnya. Kan gak mungkin mau buat bank di pelosok tapi listrik masih belum ada, misalnya.

Lalu apa hubungan literasi keuangan dengan keuangan inklusif?

Shen, Hu, dan Hueng (2018) mengatakan literasi keuangan adalah alat penting untuk mengatasi ketidakseimbangan yang ditimbulkan karena kurangnya pengalaman konsumen dengan produk yang semakin kompleks dan membantu konsumen menerima dan menggunakan produk yang semakin dapat mereka akses.

Ambil contoh yang sekarang sedang naik daun di Indonesia, saham. Saat ini masyarakat makin dimudahkan untuk mengakses pasar modal. Tanpa perlu beranjak dari tempatnya bahkan seseorang bisa masuk ke dalam pasar modal hanya dengan bermodalkan gawai. Tapi semudah apapun proses itu terjadi jika masyarakat masih minim pengetahuan tentan pasar modal tentu saja tidak ada artinya.

Jadi bagi saya, literasi keuangan adalah pondasi dengan keuangan inklusif sebagai bangunannya. Literasi keuangan bisa tetap ada meski keuangan inklusif belum tercapai. Namun, keuangan inklusif akan sulit tercapai tanpa literasi keuangan. Tentu saja akan lebih baik jika keduanya bisa berjalan beriringan.


Referensi

DEFINIT, SEADI, OJK, 2013, "Developing Indonesian Financial Literacy Index", http://www.definit.asia/research-project6.html

Otoritas Jasa Keuangan, 2013, "Indonesian National Strategy for Financial Literacy", https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/DetailMateri/184

World Bank, "Financial Inclusion", https://www.worldbank.org/en/topic/financialinclusion

Bank Indonesia, "Keuangan Inklusif", https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/stabilitas-sistem-keuangan/keuangan-inklusif/Default.aspx

Shen, Y., Hu, W., Hueng, C.J., 2018, "The Effects of Financial Literacy, Digital Financial Product Usage and Internet Usage on Financial Inclusion in China", MATEC Web Conf. 228 05012, DOI: 10.1051/matecconf/201822805012

Komentar