Pernah dengar tentang Kelas Inspirasi?
Kalau belum silakan googling ya hehehe. Saya sendiri tidak pernah terlibat dalam Kelas Inspirasi. Cuma pernah dengar saja karena ada teman yang saya kenal pernah ikut Kelas Inspirasi.
Singkatnya, KI ini mengajak para profesional untuk meluangkan waktu sehari untuk mengajar di dalam kelas. Mengutip dari situs resminya,"Para profesional diajak untuk menceritakan mengenai profesinya. Harapannya, para siswa akan memiliki lebih banyak pilihan cita-cita serta menjadi lebih termotivasi untuk memiliki mimpi yang besar."
Yup, keren yak. Jadi harapannya anak-anak gak cuma pengen jadi dokter, insinyur, atau arsitek tapi juga pengen jadi akuntan, auditor, fotografer, atau mungkin programmer kayak saya hehehe. Oke, saya bukan mau bahas KI di post ini. Yang mau saya bahas adalah kondisi yang sedikit banyak masih bisa ditemui di masyarakat negeri ini.
Oke, membuka wawasan anak-anak sejak dini. Well, kenyataannya bukan cuma anak-anak saja yang perlu diberi wawasan tentang ragam pekerjaan. Para orang tua pun perlu. Ini sama pentingnya dengan memberi wawasan kepada anak-anak. Jangan sampai anak punya mimpi tapi kemudian harus pupus karena orang tua gak mendukung yang mungkin karena gak paham. Atau jika anaknya nekat yang ada jadi sering "berbenturan" dengan orang tuanya. Di kalangan generasi saya pun masih terjadi hal-hal seperti itu, makanya saya bahas mengenai hal ini.
Di waktu sekarang ini masih ada orang tua yang menganggap pekerjaan paling mapan adalah PNS. Entah apa kerjaannya selama statusnya PNS maka kamu pasti sejahtera. Di luar itu siap-siap hidup susah. Jadinya orang tua sedikit banyak menuntut anaknya supaya jadi PNS.
Profesi PNS memang masih jadi primadona karena banyak hal yang tidak akan saya bahas. Angkatan pekerja muda banyak yang bersemangat ketika diumumkan akan adanya CPNS. Tak sedikit yang kecewa ketika gagal melewati setiap tahapannya.
Ya sebenarnya gak cuma PNS aja sih. Intinya masih ada orang tua yang berpegang pakem-pakem yang mungkin sudah tidak relevan lagi di jaman sekarang ini. Kita tentu sadar, orang tua mengarahkan karena orang tua ingin yang terbaik buat anaknya.
Memang gak mudah sih kalau orang tua sudah terlanjur menggenggam erat pakem-pakem seperti itu. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan yang mungkin pelan-pelan bisa membuka pikiran orang tua kita tentang profesi yang terdengar asing buat mereka.
#1 Ceritakan tentang pekerjaanmu
Sering-seringlah bercerita tentang pekerjaanmu. Kamu ngapain aja di kantor, ada pengalaman apa di kantor, apa hasil pekerjaanmu, apa efeknya buat kantormu, dan seterusnya. Hal itu akan memberi gambaran orang tuamu tentang pekerjaanmu.
#2 Tunjukkan kalau kamu bahagia dengan pekerjaanmu
Seperti yang sudah disinggung di atas, setiap orang tua ingin yang terbaik buat anaknya. Kalau anaknya bahagia pasti orang tua juga akan bahagia. Maka dari itu tunjukkan kalau kamu bahagia dengan pekerjaanmu, dengan hasil yang kamu dapat dari pekerjaanmu. Bukan berarti kamu gak boleh punya masalah di kerjaan ya. Maksudnya di sini kamu menikmati pekerjaanmu dan kamu bahagia atas pekerjaanmu. Eh piye sih, kok muter-muter. Ya gitu lah, ngerti kan ya? Hahaha.
Ya itu sih kalau misalnya ada dari kalian yang sampai saat ini masih berselisih paham dengan orang tua mengenai dream job.
Kalau masalah berkat itu sudah ada yang ngatur. Apapun pekerjaanmu, jangan jadikan profesimu sebagai jaminan hidupmu. Tapi berharaplah selalu kepada Yang Maha Kuasa.
Itu aja. Semoga bermanfaat.
Kalau belum silakan googling ya hehehe. Saya sendiri tidak pernah terlibat dalam Kelas Inspirasi. Cuma pernah dengar saja karena ada teman yang saya kenal pernah ikut Kelas Inspirasi.
Singkatnya, KI ini mengajak para profesional untuk meluangkan waktu sehari untuk mengajar di dalam kelas. Mengutip dari situs resminya,"Para profesional diajak untuk menceritakan mengenai profesinya. Harapannya, para siswa akan memiliki lebih banyak pilihan cita-cita serta menjadi lebih termotivasi untuk memiliki mimpi yang besar."
Yup, keren yak. Jadi harapannya anak-anak gak cuma pengen jadi dokter, insinyur, atau arsitek tapi juga pengen jadi akuntan, auditor, fotografer, atau mungkin programmer kayak saya hehehe. Oke, saya bukan mau bahas KI di post ini. Yang mau saya bahas adalah kondisi yang sedikit banyak masih bisa ditemui di masyarakat negeri ini.
Oke, membuka wawasan anak-anak sejak dini. Well, kenyataannya bukan cuma anak-anak saja yang perlu diberi wawasan tentang ragam pekerjaan. Para orang tua pun perlu. Ini sama pentingnya dengan memberi wawasan kepada anak-anak. Jangan sampai anak punya mimpi tapi kemudian harus pupus karena orang tua gak mendukung yang mungkin karena gak paham. Atau jika anaknya nekat yang ada jadi sering "berbenturan" dengan orang tuanya. Di kalangan generasi saya pun masih terjadi hal-hal seperti itu, makanya saya bahas mengenai hal ini.
Di waktu sekarang ini masih ada orang tua yang menganggap pekerjaan paling mapan adalah PNS. Entah apa kerjaannya selama statusnya PNS maka kamu pasti sejahtera. Di luar itu siap-siap hidup susah. Jadinya orang tua sedikit banyak menuntut anaknya supaya jadi PNS.
Profesi PNS memang masih jadi primadona karena banyak hal yang tidak akan saya bahas. Angkatan pekerja muda banyak yang bersemangat ketika diumumkan akan adanya CPNS. Tak sedikit yang kecewa ketika gagal melewati setiap tahapannya.
Ya sebenarnya gak cuma PNS aja sih. Intinya masih ada orang tua yang berpegang pakem-pakem yang mungkin sudah tidak relevan lagi di jaman sekarang ini. Kita tentu sadar, orang tua mengarahkan karena orang tua ingin yang terbaik buat anaknya.
Memang gak mudah sih kalau orang tua sudah terlanjur menggenggam erat pakem-pakem seperti itu. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan yang mungkin pelan-pelan bisa membuka pikiran orang tua kita tentang profesi yang terdengar asing buat mereka.
#1 Ceritakan tentang pekerjaanmu
Sering-seringlah bercerita tentang pekerjaanmu. Kamu ngapain aja di kantor, ada pengalaman apa di kantor, apa hasil pekerjaanmu, apa efeknya buat kantormu, dan seterusnya. Hal itu akan memberi gambaran orang tuamu tentang pekerjaanmu.
#2 Tunjukkan kalau kamu bahagia dengan pekerjaanmu
Seperti yang sudah disinggung di atas, setiap orang tua ingin yang terbaik buat anaknya. Kalau anaknya bahagia pasti orang tua juga akan bahagia. Maka dari itu tunjukkan kalau kamu bahagia dengan pekerjaanmu, dengan hasil yang kamu dapat dari pekerjaanmu. Bukan berarti kamu gak boleh punya masalah di kerjaan ya. Maksudnya di sini kamu menikmati pekerjaanmu dan kamu bahagia atas pekerjaanmu. Eh piye sih, kok muter-muter. Ya gitu lah, ngerti kan ya? Hahaha.
Ya itu sih kalau misalnya ada dari kalian yang sampai saat ini masih berselisih paham dengan orang tua mengenai dream job.
Kalau masalah berkat itu sudah ada yang ngatur. Apapun pekerjaanmu, jangan jadikan profesimu sebagai jaminan hidupmu. Tapi berharaplah selalu kepada Yang Maha Kuasa.
Itu aja. Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar