Tentang Resign (2019)

Berhubung 2 artikel saya yang ngomongin resign jadi top post semua saya jadi pengen bahas lagi dengan cara yang berbeda. Ya mana tahu traffic blog saya naik lagi gegara ngomongin resign. Yup, jadi ini versi repackage (halah) artikel Tentang Resign yang saya tulis tahun lalu. Boleh kan? Bebas dong.

Sejauh ini saya sudah 4 kali resign jadi sepertinya saya cukup senior di bidang ini ahahaha. Kali ini saya mau membahas best practices dari resign. Saya akan membaginya dalam 3 bagian, pra, pas, dan post. Pas resign itu istilah kerennya opo sih? Aku gak ngerti.

Kita mulai ya.

Pra-resign

Ini adalah momen yang sangat krusial. Berkali-kali saya bilang, resign itu bukan rencana yang hanya dipikir dalam waktu semalam. Jangan pernah sekalipun memutuskan resign dalam keadaan emosional.

Satu lagi yang paling penting dalam hal ini adalah kamu harus tahu kenapa kamu mau resign dan apa yang kamu cari. Ini penting, banget. Namanya resign itu berarti kamu melangkah keluar, pertanyaannya kamu mau melangkah ke mana? Ke mana aja yang penting keluar, boleh. Cari gaji lebih gede, boleh. Cari jabatan yang lebih mentereng, boleh. Boleh boleh aja mah alasan apa pun. Tapi perlu diingat, semua ada konsekuensinya.

Maka dari itu yang selanjutnya adalah memperhitungkan konsekuensinya. Kalau kata teman saya lebih baik menanggung konsekuensi daripada menanggung resiko. Maksudnya di sini konsekuensi itu resiko yang sudah terlihat atau terdeteksi, sementara resiko itu yang memang baru ketahuan di belakang.

Pas resign

Yang dilakukan saat resign tentu saja mengajukan resign baik-baik ke atasan dan manajemen. Setelah itu saya rasa perlu memberi tahu rekan kerja apalagi yang satu tim untuk memberi kesempatan transisi. Jangan sampai mereka tahunya sudah mepet hari H. Resign sih resign tapi ya gak gitu juga kali.

Sikapi counter offer dengan bijak. Ada kalanya ketika mengajukan resign kemudian perusahaan berusaha menawarkan benefit/gaji/fasilitas tambahan untuk menahan. Ini jelas sangat berhubungan dengan alasan kamu resign. Hal itu perlu disikapi dengan bijak. Jangan merasa di atas awan ketika perusahaan memberikan counter offer dan memanfaatkannya untuk mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya. Jangan pula langsung terbuai dengan counter offer, fokus dengan apa yang kamu cari. Dan jangan pula memandang counter offer sebagai sesuatu yang negatif, mungkin itu adalah salah satu itikad baik perusahaan.

Dan kalau sudah approved, tetaplah bekerja dengan baik. Jangan mentang-mentang resign terus kerja seenaknya. Resign sih resign tapi ya gak gitu juga kali.

Post-resign

Cuma satu, jangan nyesel hahaha. Ini beneran. Seperti yang sudah saya tulis di atas, ada konsekuensi ada juga resiko. Dan kalau kamu sudah memilih ya saya rasa gak perlu lihat ke belakang lagi.

Gak ada perusahaan yang sempurna. Dan dalam banyak hal, baik buruknya perusahaan yang sebenarnya baru akan bisa dilihat ketika sudah masuk. Buruk tidak selamanya untuk dibenci. Mungkin untuk lebih dipahami.

Satu hal yang pasti. Mau resign atau bertahan, jangan lupa bahagia.
And it's your call, whether you choose to be happy or not.

Sekian dan terima kasih.

Komentar

  1. Satu hal yang selalu menjadi pertanyaan saya tentang resign adalah : Kapan niat resign itu sebaiknya diutarakan? Apakah ketika sudah tanda tangan toko sebelah atau bahkan jauh sebelum kita mulai action untuk mulai sebar CV.

    Karena, kalau ketika sudah tanda tangan toko sebelah, rasanya menjadi mendadak meski tetap ada one month notice untuk dipenuhi. Tapi, di sisi lain, kalau jauh sebelum dipastikan diterima di toko sebelah, rasanya sungkan untuk mengutarakan niat resign.

    Bagaimana menurut Anda, Mas Niel?

    Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. One month notice itu kan juga fasilitas yang diberikan perusahaan bagi mereka yang mau resign, gak ada salahnya
      tentang mengutarakan di depan itu tergantung sikon
      ada tipe atasan/HR yang ketika anak buahnya mengatakan mau resign di depan kemudian memberikan tuntunan spt apa yang sebaiknya dilakukan, perusahaan seperti apa yang sebaiknya diapply
      tapi ada juga yang ketika mengatakan mau resign di depan kemudian malah dikucilkan, dicuekin

      Hapus

Posting Komentar