Mengapa Saya Memberikan Perpuluhan

Alasannya lebih personal dibandingkan alkitabiah. Iya, personal.

Salah seorang teman di Facebook pernah mengungkapkan alasan yang sama dengan yang saya pegang. Itu pun masih disalahkan oleh mereka yang pro bahwa perpuluhan itu wajib.

Sudahlah, saya gak mau membahas apakah perpuluhan itu wajib atau tidak, alkitabiah atau tidak.

Beberapa waktu lalu saya membaca artikel yang berjudul Tetap Memberi Perpuluhan Saat Krisis Melanda? Sebuah artikel yang sangat memberkati. Artikel yang menginspirasi saya untuk menulis blog post ini dan sebelum ini (Kebebasan Finansial). Jadi sebenernya masih nyambung sih dengan artikel sebelumnya.

Ada 3 alasan personal kenapa saya memberikan perpuluhan.

#1 Sebagai bentuk ucapan syukur

Yang namanya bersyukur kan banyak caranya ya, gak cuma diucapkan di bibir saja atau dipanjatkan dalam doa. Buat saya perpuluhan ini adalah salah satu wujud syukur saya atas berkat materi yang Tuhan berikan.

#2 Sebagai bentuk penyerahan diri

Mungkin ini adalah alasan terbesar saya mengapa saya memberikan perpuluhan. Buat yang sudah baca artikel sebelum ini mungkin bisa meraba-raba konteksnya.

Dengan memberi perpuluhan saya belajar untuk selalu mengandalkan Tuhan bukan mengandalkan apa yang sama miliki.

Dengan memberi perpuluhan saya memohon hikmat dari Tuhan dalam mengelola berkat yang Tuhan berikan.

Ini adalah salah satu bentuk penyerahan diri. Dimulai dari menyerahkan kehidupan finansial saya kepada Tuhan.

#3 It's a good practice

Ini bukan kata-kata saya. Saya pernah baca di suatu artikel tapi lupa artikel yang mana. Dan saya mengamini kata-kata ini.

Komitmen saya untuk memberi perpuluhan menuntun saya untuk mengambil komitmen-komitmen lainnya. Saya sangat percaya bahwa berkat yang Tuhan berikan tidak sepenuhnya hak saya. Ada hak-hak orang lain juga di dalamnya. Makanya kembali lagi ke poin nomor 2.

Seperti yang saya bilang sebelumnya, alasannya sangat personal. Kalau mau alasan yang alkitabiah mungkin bisa baca khotbah John Piper yang judulnya Toward the Tithe and Beyond.

Btw ada juga artikel di Forbes yang membahas perpuluhan. Judulnya Why I Tithe, mirip lah sama judul artikel ini. Sengaja sih hahaha.

Ada beberapa orang yang menanyakan ke saya,"Perpuluhan itu wajib gak sih?" I don't have the answer. Tapi kalau tanyanya,"Kenapa kamu perpuluhan?", these are the answers.

Seperti yang sering saya katakan, inti kekristenan itu adalah relasi dengan Tuhan. Saya percaya ketika kita membangun relasi dengan Tuhan, mencari perkenanan dan hadirat Tuhan, Tuhan sendiri yang akan menuntun langkah kita dalam hal apapun, termasuk dalam hal perpuluhan.

Oh ya, nyambung dikit yak, agak OOT sebenernya. Relasi dengan Tuhan itu masalah personal, komitmen pribadi dengan Tuhan. Kehidupan rohani itu bukan tentang gereja di mana, pendetanya siapa (1 Korintus 3:6-9). Bukan juga tentang firman apa yang kita dapat tapi tentang bagaimana kita merespon firman yang kita dapat (Matius 13:3-23).

Sekian. Sepertinya ini artikel terakhir di tahun 2018. Semoga terberkati.
Selamat Natal dan tahun baru. Tuhan memberkati. :)

Komentar