Kebebasan Finansial

Pegawai kantoran ngomongin kebebasan finansial? 

Yup. Saya bukan pengusaha. Saya gak punya passive income. Saya gak punya aset yang bekerja menghasilkan uang saat saya tertidur lelap. Jadi apakah saya tidak boleh membicarakan tentang kebebasan finansial?

Kata orang kebebasan finansial itu adalah masa di mana kamu gak perlu bekerja keras tapi masih dapat banyak uang, masa di mana kamu tajir mampus dan gak punya hutang yang bikin kamu enggan resign.

Itu kan kata orang. Kalau menurut saya, kebebasan finansial itu ketika kamu gak pusing mikirin uang, uang, dan uang. Mirip lah ya. Tapi beda jauh. Kali ini saya mau ngomongin kebebasan finansial tapi gak ada uangnya.

Ya kali mas, ngomongin kebebasan finansial kok gak pake uang.

Ya sudah monggo pindah ke blog lain.

Nah, saya sendiri saat ini masih belajar untuk mengalami kebebasan finansial. Menurut saya hanya ada satu cara untuk merasakan kebebasan finansial.

Jangan kuatir

Itu adalah kata firman Tuhan. Saya yakin kata-kata itu tidak diucapkan dengan nada memerintah tapi dengan nada menenangkan. Tenang aja, Tuhan tahu yang kamu butuhkan.

Tapi sungguh sangat manusiawi ketika kita khawatir. Namanya manusia punya pikiran dan perasaan pasti ada saja hal-hal yang membuat khawatir. Apalagi soal materi.

Tapi seperti yang firman Tuhan katakan, dapat apa sih kalau kita khawatir?

"Don't overthink. Pray"

Saya sering mendengar ini dan sering mengatakannya juga. Memang benar, satu-satunya cara menghentikan kekhawatiran kita adalah dengan berdoa. Berdoa dulu gaes, baru curhat ke orang lain, jangan dibalik.

"God may or may not answer in the way we prayed, but God often chooses to bless and change us as a result of our obedience to pray." ~ R.B. Jordan (A Powerful Prayer for Your Enemies)

Ketika kita berdoa, tidak serta merta masalah kita selesai. Saya sendiri mengalaminya. Kadang berdoa bukan tentang mendapat solusi, tapi tentang mendapat kekuatan dan penghiburan, tentang mendapat cara pandang baru.

Termasuk dalam hal materi. Tuhan gak kekurangan cara kok buat memberkati kita.

Pagi tadi mama saya bersaksi di ibadah Minggu. Tanah kami di Rembang, puji Tuhan, sudah laku tahun ini. Dan itu adalah pergumulan mama dan almarhum papa saya sejak 2005. 13 tahun mendoakan tanah supaya laku.

Kadang memang kita diajar untuk bersabar. Waktu Tuhan bukan waktunya kita. Ini yang sering kali sulit untuk kita terima.

Bulan puasa tahun 2017. Saya bolak-balik Jakarta - suatu kota karena mengikuti seleksi dosen. Uang tabungan saya nyaris habis untuk itu dan saat itu saya gak dapat THR karena THR saya diterimakan saat Natal. Seleksi dosen tersebut berakhir dengan saya menolak offer dari pihak universitas karena satu dan lain hal. Saya sempat curhat ke teman saya bagaimana uang saya habis untuk ikut seleksi tapi ternyata "tidak ada hasilnya". Beberapa hari sebelum libur lebaran saya diundang menjadi pemateri di kota Padang, sendirian. Dan yang saya tidak menyangka adalah setelah saya selesai menjadi pemateri saya mendapat honorarium. Saya tahu ada honorarium pemateri. Tapi saya tidak menyangka nilainya akan setara 1x gaji saya. Bener-bener bersyukur saat itu. Saya gak nyangka akan mendapat "THR" untuk bekal mudik.

Itu baru satu contoh. Banyak hal yang Tuhan perbuat dalam kehidupan saya dan keluarga saya. Saya pernah membagikan di story bagaimana Tuhan menjadikan semuanya indah dalam pergumulan saya menyelesaikan S2, mungkin suatu saat saya akan tulis ulang di blog ini.

Dan hal itu, perbuatan tangan Tuhan yang ajaib, yang membuat saya berpikir bahwa setiap kita bisa merasakan kebebasan finansial.

Jangan kuatir, berdoa, berserah, dan andalkan Tuhan.

Komentar