Dulu di masa awal bekerja, awal merantau ke Jakarta, almarhum papa sering bilang ke saya melalui telepon,"Kalau uangnya kurang bilang, nanti papa tambahin."
Dengan privilege semacam itu mudah bagi saya untuk mengamini nasihat yang sering saya dengar,"Kalau masih muda fokusnya jangan cari uang dulu, cari pengalaman sebanyak-banyaknya, kembangkan skill, nanti uang mengikuti." Atau semacamnya.
Saya pernah mau resign dari kantor dan mendapat counter offer lebih tinggi dari offer calon kantor baru. Saya yang masih muda bingung dihadapkan dengan pilihan semacam itu. Beberapa orang mendukung saya untuk mengambil counter offer itu. Beberapa orang mendukung saya untuk resign, papa saya termasuk, juga seorang senior di kantor."
"Kamu kan masih muda."
Akhirnya saya pun jadi resign. Tentu dengan privilege yang sama meninggalkan counter offer yang lebih tinggi bukan perkara besar.
Tapi kenyataannya memang nasihat itu tidak bisa serta merta diberikan kepada semua orang. Saya sendiri melihat beberapa orang lulus dari kuliah dengan mengemban tanggung jawab yang besar dari keluarga. Pekerjaannya bukan sekadar tentang dirinya, tapi juga tentang keluarganya di kampung, tentang sekolah adik-adiknya, dsb.
Saya pernah menginterview seorang fresh graduate yang meminta gaji yang cukup besar bahkan untuk ukuran company yang sudah mapan. Alasannya karena orang tuanya ingin gajinya lebih besar dari biaya semesteran kuliahnya. Dari sisi perusahaan alasan tersebut tentu tidak valid, besarnya biaya kuliah tidak bisa digunakan sebagai variable dalam menentukan gaji. Tapi sebagai pelamar itu memang hak dia apapun alasannya (dan merupakan hak perusahaan untuk memberi offer sesuai dengan kebijakan dan kemampuan perusahaan).
Jujur pertama kali saya berpikir betapa polosnya anak ini. Waktu itu saya menanggapi dengan memberi gambaran terkait gaji FG berdasarkan pengalaman dan pengetahuan saya. Saya tidak bilang apa yang dia minta adalah sesuatu yang mustahil, tapi saya bilang mungkin agak sulit menemukan yang seperti dia minta.
Tapi kini saya jadi berpikir, mungkin banyak juga yang berharap sekalinya kerja langsung dapat gaji yang wow, bukan semata karena mengejar uangnya, tapi karena memenuhi tanggung jawab.
Nasihat untuk mencari pengalaman dulu alih-alih mengejar uang bukanlah nasihat yang buruk. Baik jika memang bisa mengamalkan. Tapi hal tersebut tidak bisa dijadikan ukuran atau patokan untuk semua orang. Karena kondisi setiap orang berbeda.
Mau mencari pengalaman sebanyak-banyaknya atau mengejar gaji setinggi-tingginya, yang penting bahagia.
Menikmati, tidak hanya hasilnya, tapi juga prosesnya.
Komentar
Posting Komentar