Adapt

Dulu ada senior yang bilang,"Satu-satunya yang pasti adalah perubahan itu sendiri."

Ini konteksnya ngomongin requirement dari klien yang selalu berubah terus hahaha. Di postingan sebelumnya saya pernah bilang bahwa mau belajar dan beradaptasi adalah salah satu kunci kita bisa bertahan dalam pekerjaan.

Tahun ini adalah tahun yang cukup menantang bagi saya. Banyak sekali hal tak terduga terjadi dalam pekerjaan saya.

Di awal tahun ini mantan bos saya ambil cuti panjang karena ada urusan pribadi. Saat itu baru saja saya menyelesaikan probation. Tak disangka, di bulan April akhirnya beliau resmi meninggalkan perusahaan saya. Saya yang baru saja merasa settle, nyaman bekerja dengan beliau ternyata harus beradaptasi lagi dengan bos baru saya.

Di bulan selanjutnya, secara mengejutkan manajemen mengumumkan akan menutup salah satu lini bisnis kami dan tentu saja ada impact terhadap beberapa orang yang harus rela keluar dari perusahaan. Saya masih stay dan bersamaan dengan itu saya mendapat assignment baru. 180 derajat berbeda dari yang sebelumnya saya kerjakan, meskipun dengan posisi yang sama. Belajar lagi, beradaptasi lagi.

Bulan Juli yang lalu, akhirnya manajemen memutuskan untuk menutup semua operasional perusahaan. Lagi-lagi beberapa orang harus rela keluar dari perusahaan. Saya? Puji Tuhan masih stay. Saya dan sebagian orang ditransfer ke perusahaan baru. Di perusahaan baru dengan bisnis yang baru dan struktur yang baru tentu saja saya harus beradaptasi lagi.

Ini benar-benar perjalanan menarik. Belum pernah saya mengalami begitu banyak perubahan dalam pekerjaan saya hanya dalam waktu 7 bulan. Bahkan waktu pengumuman penutupan perusahaan saya lagi cuti lho hahaha.

Tapi ya itu, kalau mau bertahan ya harus bisa beradaptasi.

Beradaptasi itu bukan hal yang mudah.

Saat beradaptasi saya juga mengalami frustasi dan/atau kewalahan, ngerasa kok kayaknya salah terus, kok gak kayak yang dipikirkan, kok ini begini, kok itu begitu, dan sebagainya.

But that's the process.

Saya sendiri bukan air yang kalau pindah tempat langsung dengan segera menyesuaikan bentuknya. Mungkin lebih mirip tanah liat, kalau mau pindah tempat harus dipukul-pukul, dipijit-pijit untuk menyesuaikan bentuknya.

Dan saya rasa itu wajar.

Beradaptasi juga perlu waktu. And that's okay.

Kadang kalau lagi bingung banget, saya berusaha menyemangati diri sendiri,"calm down, kan baru jalan beberapa hari."

Pernah beberapa kali untuk menenangkan pikiran yang mulai kalut saya nulis. Nulis apa? Salah satunya mencoba mengevaluasi apa sih yang berhasil, apa sih yang gagal, kenapa kok bisa gagal, ada gak yang bisa dibenerin, dan sebagainya. Prinsip saya waktu itu "fix one thing at a time".

Bisa juga dengan membaca. Misal saya gak tau nih kalau ada masalah begini harus gimana, nah bisa googling aja terus baca-baca, ada gak yang bisa dijadikan referensi.

Bisa juga sharing dengan orang lain. Bisa jadi mereka punya saran-saran yang bisa diterapkan. Orang lain itu beneran bisa siapa aja, kamu mau nanya di base Twitter ya silakan aja. Kalau kemarin saya sempet sharing sama temen saya yang sudah lebih berpengalaman, sharing juga ke salah satu HR yang sering ngobrol. Enak aja gitu, bisa dapat insight-insight baru.

Begitulah sedikit update dari saya.

Semangat kalian wahai para pekerja. :D

Komentar