Post ini saya tulis sesaat setelah saya selesai mengikuti tahap interview di sebuah yayasan untuk posisi tenaga pengajar atau guru. Menariknya kami diinterview bertiga, tidak sendiri-sendiri. Salah satu pertanyaannya adalah,"Apa sih ukuran sukses menjadi seorang guru?" Beberapa jawaban yang muncul "murid lolos SNMPTN", "murid menjadi pandai","murid menjadi bermoral", etc. I took a different answer, a different measure. Buat saya pribadi saya merasa sukses menjadi seorang pengajar saat saya bisa menginspirasi murid saya untuk menjadi lebih baik.
Okay, terus kapan ngomongin angkanya? Saya kepikiran angka gara-gara dengar kata "lolos SNMPTN". Kata "lolos SNMPTN" memang bukan masalah angka, tapi saya rasa hampir semua sekolah menghitung berapa banyak muridnya yang lolos SNMPTN dan itu menjadi salah satu achievement. Well indeed...
We love to talk about numbers
"Si A anaknya udah 2 lho"
"Umur 30 kok masih belum nikah"
"Gajimu berapa di kantor yang baru?"
"Syarat minimal IPK 3,25"
Salahkah menilai sesuatu dengan angka? Tidak. Beberapa hal bahkan memang harus diukur dengan angka. Firman Tuhan bahkan menyuruh kita menghitung hari agar kita bisa bijaksana. Adanya angka-angka membuat manusia bisa menciptakan standard. A world defined by numbers bukanlah sesuatu yang salah atau buruk. But it could go wrong and it could go bad. How? Setidaknya ada dua hal yang saya temukan. Kalau kurang atau salah feel free to leave your comment.
A pride made by numbers
Ketika angka-angka itu menjadi kesombongan.
"Experience udah bertahun-tahun masak cuma dikasih offer segitu"
"Followers gue dong udah 13K"
Ada? Ada!
A person labelled by numbers
Melabeli seseorang berdasarkan angka-angka.
"Telat banget baru nikah umur 30"
"8 tahun nikah baru punya anak ngapain aja?"
"Cari kerja itu di company yang bagus, minimal gaji 2 digit"
Ada? Ada!
Sebenarnya bukan salah angkanya sih, tapi salah ukurannya. Kadang kita sering mengukur berlebihan dengan ukuran yang kita ciptakan sendiri.
Dan ketika seseorang mengukurmu, membandingkanmu dengan sesuatu yang lain, jangan takut untuk tidak setuju. Ngejar gengsi itu gak ada faedahnya.
Sekian.
Komentar
Posting Komentar