Tentang Work Life Balance

Sebenernya sempat bahas sedikit tentang ini di story IG, ya maklumlah, alay macam saya mana tahan lihat story kosong hahaha. Dan karena ada beberapa orang (tepatnya sih cuma 2 orang) yang menanggapi story saya sehingga saya merasa mendapat encouragement untuk membahas lebih lanjut maka saya memutuskan untuk menulis post ini halah hahaha. Yak, disclaimer dulu, ini semata hanya opini saya. Kamu boleh setuju boleh enggak, itu urusanmu.

Kalau dicermati sebenernya frasa "work life balance" itu agak aneh, seakan work itu bukan bagian dari life. Padahal sepertiga life itu sudah dikontrak untuk work. Seakan-akan kalau kamu lagi kerja kamu lagi gak hidup hahaha. Nah jadi apa itu work life balance?

Work life balance sepenangkapan saya itu bagaimana mengatur waktu untuk bekerja dan kehidupan pribadi di luar pekerjaan. Tapi ada juga yang menganggap work life balance itu ya kalau kamu udah work hard ya play hard. Ada juga yang menganggap work life balance itu bagaimana membuat suasana kerja senyaman mungkin. Intinya sih, work life balance itu kembali ke pribadi masing-masing.

Pernah ada seseorang yang interview di kantor lama saya, diterima tapi akhirnya decline. Kenapa? Karena di-counteroffer sama kantornya. Padahal menurut cerita, dia jarang pulang ke kost, sering tidur di kantor. Masalah? Buat kamu mungkin iya, buat dia enggak.

"Gak apalah lembur-lembur asal kompensasinya sepadan aja." Ada? Ada. It doesn't matter how many hours he/she spends, all that matters is what he/she gets at the end of the month.

Cerita lain lagi. Saya pernah tanya seorang senior di kantor lama saya,"Mas, gak pengen pindah perusahaan?" Karena saat itu kondisi perusahaan sedang tidak bagus dan banyak yang sudah pindah. Jawabannya,"Kalau di tempat lain nanti gue ketemu anak cuma Sabtu Minggu doang." Kantor lama yang satu itu memang cukup fleksibel dalam hal waktu.

Nah, makanya itu work life balance itu sulit kalau harus dirumuskan secara general. Ini tentang bagaimana masing-masing orang merumuskan life-nya mereka itu tentang apa. Selain itu juga tentang seberapa ingin mencapainya.

Saya pernah punya beberapa senior yang pokoknya gak mau lembur. Kerjaan gak selesai ya besok lagi. Terserah mau dibilang apa. Salah gak? Ya kalau dia sudah bekerja semaksimal mungkin selama seharian ya saya rasa gak salah.

Tetapi meskipun tergantung orangnya, perusahaan juga punya andil dong. Gak mungkin perusahaan lepas tangan gitu aja. Saya rasa perusahaan yang baik akan mengencourage karyawannya untuk meraih work life balance. Ya tapi kan gak mungkin ya, perusahaan memprovide untuk masing-masing kepala sesuai keinginan mereka masing-masing.

Mungkin yang bisa dilakukan oleh perusahaan sebatas memberi kenyamanan lingkungan kerja. Gimana mau nyaman kalau setiap mau pulang tepat waktu selalu diliatin? Gimana mau nyaman kalau malam-malam masih diganggu telepon dari klien? Oke yang terakhir sebenernya tergantung pekerjaannya juga, itu termasuk salah satu resiko pekerjaan di beberapa bidang. Karyawannya rela lembur senang, giliran minta cuti banyak alasan, yang seperti ini juga bisa bikin illfeel.

Selain kenyamanan mungkin juga kesenangan di tempat kerja. Kesenangan itu contohnya karaoke sebulan sekali dibayarin (saya banget ini mah), sering makan-makan, ya apapun lah yang bisa menghibur karyawan yang mungkin saja sedang penat dengan kerjaannya.

Nah jadi begitu sih kalau menurut saya. Kalau kalian mendambakan work life balance, mulailah dengan menjabarkan apakah life itu hahaha. Semua kembali ke pribadi masing-masing.

Sekian.

Komentar