Good Recruiter, Bad Recruiter

Sudah pernah ngomongin tentang pengangguran. Tentang work life balance juga sudah pernah. Artikel tentang resign malah jadi top post (nomor 2). Terakhir kemarin ngomongin benefit. Nah sekarang giliran ngomongin recruiter. Yoih, orang yang mendedikasikan hidupnya mencari talenta-talenta terbaik untuk perusahaan. Semacam mak comblang di dunia kerja. Tidak bisa dipungkiri, kehadiran recruiter/head hunter itu membawa keuntungan bagi kedua belah pihak, karyawan dan perusahaan. Punya pengalaman kerja hampir 5 tahun yang diwarnai 3 kali pindah kantor dan juga akun LinkedIn yang aktif membuat saya bertemu berbagai macam tipe recruiter.

Saya mau ngomongin tipe-tipe bad recruiter. Ini murni berdasarkan pandangan dan pendapat pribadi saya, jadi kalau gak setuju ya sah-sah saja. Terus good recruiter-nya gimana? Tinggal dinegasikan saja apa yang saya sampaikan hahaha. Okay? Mari mulai.

#1 Those who didn't read

 Ini seringnya kejadian di LinkedIn. It's forgivable but for me it's super annoying. Pernah kan ditawari opportunity secara personal di LinkedIn oleh koneksi recruiter? Nyatanya personal di sini kadang hanya jalurnya saja, pendekatannya sama sekali gak personal. Template thok. Begitu ditanggapi ditanya ini itu sampailah kepada jawaban "Oh maaf kami mencarinya yang ini itu bla bla bla." Ya padahal apa yang saya tanyain semua terpampang nyata di akun LinkedIn saya. Tapi saya pernah lho dapat pesan yang begitu personal hingga menyentuh hati saya #halah. Saya benar-benar menghargai mereka yang meluangkan waktu untuk sekedar membaca profile LinkedIn dari atas sampai bawah. Ya kayaknya gak sampai 3 hari 3 malam juga. Reading won't hurt, guys. Ini contoh yang baik, real.

"I know you have a dream to be a lecturer. But I've been wondering what's your other career aspiration, perhaps one of my clients can provide it to you."


#2 Tidak memberi kepastian


"Nanti akan kami hubungi lagi kalau Anda lolos."

Sampai kapan Hayati harus menunggu kepastian dari recruiter? Banyak recruiter yang peduli terhadap kandidat selama kandidat masih memenuhi syarat.  Begitu gugur dadah bye-bye tanpa sepatah kata apa pun. Udah kayak Tenda Biru-nya mbak Desy Ratnasari,"Tanpa utusan diriku kau tinggalkan." Tapi ya gak semua, ada kok recruiter yang sekalipun kandidat gak lolos pada suatu tahap tetap diberi notifikasi. Syukur-syukur diberi masukan juga.

#3 Bergosip tentang perusahaan lain saat proses recruitment


 "Di kantormu turnover-nya besar ya? Kenapa sih? Gajinya kecil? Atau sistem kerjanya yang gak enak?"

"Oh melamar ke perusahaan itu juga ya? Kemarin ada lho pegawai kami yang pindah ke perusahaan itu. Terus 3 bulan kena tifus. Berat kayaknya kerjanya."


Ada? Ada banget. No comment lah. Kalau yang model begini mending jadi admin akun lambe-lambean aja gimana?

Nah, itu sih tipe-tipe recruiter yang tidak menyenangkan yang pernah saya temui. Ada lagi? Silakan tambahkan di kolom komentar.

Sekali lagi ini murni dari sisi pegawai yak. Sedikit banyak saya tahu merekrut orang itu bukan pekerjaan yang mudah. Kamu recruiter? Tetap semangat!

Sekian dan terima kasih.

Komentar