Proses Rekrutmen yang Kadang Jauh dari Kesan Profesional

Kalau sebelumnya saya pernah membicarakan tentang recruiter/hiring officer di sini, sekarang saya mau berbagi pengalaman proses rekrutmen yang menurut saya kurang atau bahkan tidak profesional.

Saya sudah bekerja sejak 2013, sudah hampir 5 tahun saya jadi karyawan. Iya karyawan, bukan entrepreneur. Sudah 4 kali pindah kantor. Iya 4 kali. Saya sudah berulang kali mengikuti proses rekrutmen dari berbagai perusahaan. Kalau kalian pikir saya hanya akan membicarakan rekrutmen di perusahaan maka kalian salah. Karena saya punya cita-cita menjadi dosen saya juga punya pengalaman rekrutmen di beberapa kampus baik negeri maupun swasta.

Sungguh sangat disayangkan, sampai sekarang dari beberapa kampus yang saya lamar beberapa jauh dari kesan profesional. Ya padahal namanya institusi pendidikan. Saya rasa HRD kampus-kampus harusnya belajar dari HRD perusahaan-perusahaan tentang bagaimana melakukan rekrutmen yang profesional.

Ya sudah mari kita mulai kasus-kasus rekrutmen terburuk di dalam hidup saya sejauh ini. #drumsfx

Eh bentar, terburuk di sini bukan karena saya gak diterima ya. Itu mah nasib hahaha. Oke lanjut.

#1 Membuang-buang waktu

Ini terjadi saat saya masih di Jakarta. Saya melamar di sebuah perusahaan di kawasan Mega Kuningan, tidak jauh dari kantor pertama saya. Saat itu saya dipanggil untuk mengikuti interview. Saya datang sesuai waktu yang disepakati yaitu pagi sebelum makan siang. Ternyata sampai di kantornya saya harus mengisi form dan kalau tidak salah ada tes tertulis. Selesai mengisi itu semua saya diminta menunggu. Akhirnya sampailah di jam makan siang, saya disuruh makan siang dan kembali lagi setelah jam makan siang untuk interview. Saya kembali setelah makan siang.
Sekitar pukul 13.00 saya menanyakan kapan saya akan di-interview dan disuruh menunggu karena interviewernya belum kembali dari makan siang. Sekitar 30 menit kemudian, masih belum ada tanda-tanda saya akan di-interview akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan kantor tersebut.
Sampai di bawah saya dihubungi oleh HRD-nya dan dengan berbagai alasan saya menolak untuk kembali.

#2 Komunikasi satu arah


Ini juga terjadi di salah satu kampus. Tapi saya rasa hal ini bisa saja terjadi di perusahaan. Mereka memberi pengumuman lewat email ke tiap-tiap pelamar. Tapi anehnya, ketika saya membalas email tersebut untuk menanyakan satu-dua hal terkait proses rekrutmen tidak ada balasan sama sekali.
Sangat berbeda dengan apa yang saya alami dalam proses rekrutmen di sebuah perusahaan. Ketika saya menanyakan sesuatu lewat email mereka justru membalasnya dengan menelepon langsung.

#3 Tidak ada kabar

Saya sudah menyinggungnya di artikel sebelumnya. Saya rasa saya perlu menuliskannya lagi. Ini adalah hal paling lumrah tetapi juga paling menyebalkan di dunia rekrutmen apapun bidangnya. Tidak hanya di perusahaan saja, kemarin saya lihat variety show Korea ternyata proses casting film pun sama saja.
Gak lolos ya sudah gak lolos aja, mereka merasa tidak punya kewajiban untuk menginformasikannya kepada pelamar. Cukup dengan,"Nanti akan kami hubungi lagi jika Anda lolos."

Hari-hari ini banyak perusahaan berlomba-lomba menunjukkan bahwa kantornya adalah kantor yang nyaman dan menyenangkan. Ya semoga tidak hanya suasana kantornya saja yang nyaman tapi proses rekrutmen yang dianut pun kalau bisa membuat pelamar nyaman. Kan katanya kesan pertama begitu menggoda. Kalau sudah sama-sama nyaman kan ke depan lebih enak. #halah

Komentar